Senin, 27 April 2009

ANAK KECIL YANG TAKUT API NERAKA

Dalam sebuah riwayat menyatakan bahwa ada seorang lelaki tua sedang berjalan-jalan di tepi sungai. Ketika dia berjalan-jalan, dia melihat seorang anak kecil sedang mengambil wudhu sambil menangis. Melihat anak kecil tadi menangis, dia pun berkata: “Wahai anak kecil, kenapa kamu menangis?”. Maka anak kecil itu pun menjawab: “Wahai paman, saya telah membaca ayat Al-Quran sehingga sampai kepada ayat yang berbunyi ‘Yaa ayyuhalladziina aamanuu quu anfusakum waahlikum naara’ yang artinya ‘Wahai orang-orang yang beriman, jagalah olehmu sekalian akan dirimu dan keluargamu dari api neraka’. Saya menangis sebab takut kalau saya dan keluarga saya akan dimasukkan kedalam api neraka.”
Mendengar itu sang leleki berkata: “Wahai anak kecil, janganlah kamu takut, sesungguhnya kamu terpelihara, dan kamu tidak akan dimasukkan api neraka”. Berkata anak kecil itu: “wahai paman, paman adalah orang yang berakal, tidakkah paman lihat orang yang menyalakan api, maka yang pertama sekali mereka letakkan adalah ranting-ranting kayu yang kecil dulu, kemudian baru mereka letakkan yang besar. Jadi tentulah saya yang kecil ini akan dibakar dahulu sebelum orang dewasa”.
Berkata orang tua itu sambil menangis, “Sungguh anak kecil ini lebih takut kepada neraka daripada orang dewasa, maka bagaimanakah keadaan kami nanti?”

Jumat, 03 April 2009

Pemilu,. GolPut,…. Hukumnya apa hayoooo??

“Pemilu sebentar lagi,.. Partainya banyak,. Calegnya bejibun,.. Haduhh,.. Visi misinya pada ga’ jelas,. Golput aja deh,.”

Kalimat tersebut terlontar dari mulut seseorang yang kebingungan melihat banyaknya calon legislatif serta partai yang mengikuti Pemilihan Umum tahun ini.

Lantas apakah golput diperbolehkan dalam Islam?

Sebelum ngebahas golput itu sendiri, kita lihat lagi apa itu pemilu beserta A-Znya.

Pemilu alias Pemilihan Umum adalah satu usaha kita buat milih pemimpin-pemimpin bangsa buat lima tahun kedepan, dengan landasan UUD ’45.

Ada beberapa pandangan orang Islam soal Pemilu. Pendapat pertama, sedikit mengecam pemilu dengan sistem demokrasi seperti yang dijalankan di Indonesia. Mereka berpendapat bahwa pemilu yang dijalankan di indonesia sekarang ini hanya bertujuan memilih pemimpin untuk menjalankan peraturan yang dibuat rakyat (yang diwakili DPR tentunya,.. ^_^). Padahal tujuan Pemilu yang seharusnya menurut mereka adalah untuk memilih pemimpin yang menjalankan kitabullah dan Hadits.

Pendapat kedua justru bertentangan dengan opini pertama itu. Menurut mereka jika kita selaku orang Islam tidak mengikuti Pemilu, sehingga pemimpin yang terpilih dari golongan kafir, maka orang-orang Islam turut bertanggung jawab. So,. Kita harus ikutan eksis di hajatan demokrasi negara kita,.. (^_^”)

”tapi kan kita ga’ tau calonnya,..... kebanyakan sihh.. jadi bingung,. Daripada nyoblos orang yang salah,.. mending Golput kan??”

Ehem2,.....

Urusan golput,. Alias Golongan Putih,. Absent Voter,. Or whatever lah itu namanya,.

Ada 3 jenis Golput,…

1. Golput akibat kendala Teknis; jenis golput akibat jauh,. (e.g Kita-kita, mahasiswa yang ngerantau jauh ke kota orang,. Yang kebetulan ga’ punya KTP Bandung, jadi musti balik ke kota kita buat nyoblos,.. ^_^”)

2. Golput akibat kendala Administratif; species Golput akibat ngga’ kedaftar sebagai calon pemilih,… (haduh,.. kacian,…), sama;

3. Golput karena faktor Ideologis; ras golput karena orangnya emang ga’ mau nyoblos,... (halahh,... kabina-bina eta mah,... )

Dari ketiga species Golput tersebut,. Species yang ketiga diharamkan dalam Islam.

Dasar hukumnya banyak,. Salah satunya di ayat yang artinya: ”Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga kaum tersebut mengubah keadaan mereka sendiri”

Udah pada ga’ asing lagi sama ayat itu kan??? ^_^

So,.. singkatnya gini aja.. Gimana kita bisa dapet pemimpin yang bener kalo kita sendiri ga’ mau ikutan ambil suara buat milih pemimpin itu sendiri?

Kalopun kita ga’ dapet pemimpin yang sesuai sama yang kita inginkan,. Seenggaknya cari pemimpin yang mendekati definisi ’sesuai’ yang kita yakini. Toh’ Sesuatu yang tidak bisa dijalankan secara sempurna janganlah ditinggalkan sepenuhnya. Begitu ........

Salam manis

Salam Division ^_^”

Kamis, 02 April 2009

Diktat Bodong????

Beberapa saat lalu saya disodori sebuah artikel menarik pada majalah Sabili, yang isinya kurang lebih sebagai berikut:

Waspada Penyebaran diktat Bodong

Beberapa pekan terakhir, Tim fakta menerima laporan bahwa telah beredar diktat berjudul Menelusuri Jejak-jejak Komunis dalam Pergerakan Islam. Diktat ini berisi kliping berita, artikel media cetak serta komentar penyusun pada tiap kliping yang umumnya bersifat menyudutkan Islam. Rupanya, sang penyusun yang menguburkan identitasnya ini mengirimkan diktat karya-karyanya pada tokoh-tokoh penting di negeri ini, diantaranya menteri agama, Menkopolkam, Kapolri, Kejagung, Para Gubernur, Bupati/Wali kota, ketua DPRD se-Indonesia, Pengurus MUI, Ketua FPI Ketua Majelis Mujahidin Indonesia, Ketua Hidzbut Tahrir Indonesia, BEM UI, BEM UGM, Media cetak, Televisi dan lainnya.

Kliping berita dalam diktat ini berisi berapa hal. Pertama, berita kriminal yang dilakukan oknum beragama Islam. Kedua, wawancara Nasr Abu Zayd, tokoh liberalis muslim terkemuka. Ketiga, cuplikan berita dari majalah katolik Sabda tentang musibah yang menimpa pastor Romo Antonius Beni Susetyo, sekertaris eksekutif KWI. Keempat, artikel Frans Magnis Suseno SJ yang mengkririk UU Pornografi sebagai ancaman tersembunyi dan lainnya.

Berikut ringkasan isi dari diktat tersebut:

1. mengadu domba umat Islam dengan umpan dan penyulut dari ayat-ayat al-qur’an dan hadits yang dicomot sesukanya

2. menuduh adanya ayat-ayat Al-Quran dan hadits palsu sebagai penyulut umat Islam untuk selalu bersemangat dalam perang memerangi kaum kafir

3. menuding orang kristen di barat yang masuk Islam karena falsafah hidup free sex sesuai dengan poligami dalam Islam

4. menuduh adanya ayat-ayat palsu yang disisipkan dalam Al-Quran

5. Al-Quran mengajarkan membunuh pada musuhnya dengan segala cara dan kejahatan

6. menuduh umat Islam menghalalkan cara pengeboman untuk menumpas semua musuh Islam

7. menyebutkan bahwa jumlah jamaah haji di Indonesia menngkat seiring dengan meningkatnya kasus korupsi yang menimpa tokoh-tokoh Islam. Haji dianggap sebagai cara memutihkan uang hasil korupsi. Di akhir tulisan penulis bertanya ”Islam agama allah atau agama setan sih?”

8. menuding adanya ayat-ayat sisipan dalam Quran yang harus disensor karena mengajarkan kebrutalan, kekejian, dan membolehkan pemerkosaan pembantu rumah tangga. Al-Quran dan hadits harus dilarang karena merendahkan perempuan dan melanggar UU Pornografi

9. menuduh Islam menghalalkan pemerkosaan dan terorisme

10. menuding Al-Quran sudah direvisi dan disisipi berbagai ayat agar sesuai dengan adat istiadat dan kebiasaan, hobi para penguasa, dan orang kaya setelah nabi Muhammad SAW wafat.

11. menganggap adanya ayat-ayat setan dalam Al-Quran sehingga sepanjang jalan sejarah umat Islam selalu bertengkar dan berperang. Sudah waktunya Quran dan Hadits direvisi agar tidak lagi jatuh korban

12. menuding iman umat Islam sudah menipis sehingga menjadikan Kristenisasi sebagai momok. Jika umat Islam ragu dengan keIslamannya, sebaiknya pindah agama dengan damai, tak usah ribut-ribut menuduh kristenisasi

13. memuji film Fitna

14. meminta pada harian kompas untuk menerbitkan diktat tersebut

15. menuduh kewajiban ibadah haji sebagai bukti bahwa Islam telah diperalat oleh para ulama dan pnjajah timur tengah sehingga negara-negara arab dan para calon-calonnya semakin kaya sementara rakyat dikuras tabungannya hingga melarat

16. menyindir semangat anti pornografi di kalangan umat Islam dengan kalimat ”porno no, memperkosa perempuan yes, yes” dan ”Allah pun disuap dengan UU Pornografi”

17. menuduh Islam sebagai agama yang melonggarkan poligami bebas tanpa batas, pemerkosaan, kawin cerai, dan kawin kontrak

sayangnya penyusun diktat sarat hujatan ini tidak berani mencantumkan identitas yang jelas dan bisa dipertanggungjawabkan. Beliau justru menggunakan identitas palsu dalam setiap tulisannya. Anehnya, meski nama penulisnya berbeda, struktur dan gaya tulisannya sama sehingga tim fakta menyimpulkan bahwa penulis dan penyusun diktat ini adalah satu orang. Oleh karena itu, diktat setebal 171 halaman ini layak disebut ”Diktat Bohong”.

Sumber: Majalah Sabili edisi 18 th. XVI 26 Maret 2009, hlm 68 dengan beberapa perubahan

Jika kita melihat isi dari artikel ini, sebagai generasi muda Islam sudah seharusnya kita bersikap hati-hati terhadap semua isu yang beredar. Diktat ini hanyalah satu dari sekian banyak diktat, artikel, dan isu-isu yang dikeluarkan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab yang hanya berniat menghancurkan Islam.

Lantas apakah kita hanya akan diam saja melihat agama kita diinjak-injak, dihujat dan difitnah seperti itu?

Sementara kita selaku generasi mudanya malah masih saja senang berkutat dengan semua hal keduniawian, mengikuti nafsu yang tak ada habis-habisnya.

Kawan, yang kami coba sampaikan hanyalah bahwa Islam itu indah,.

So,... kalo esensinya ga’ indah,. bikin orang menderita,. Udah pasti bukan Islam,.

Kalopun bawa-bawa nama Islam,... itu Cuma Islam-Islaman,..

Bukankah Islam diturunkan sebagai Rahmat bagi seluruh Alam,...?

Rabu, 01 April 2009

Pacaran Islami,. Emang ada gitu?

Beberapa hari lalu saya membaca sebuah artikel, tepatnya sebuah post dari satu blog yang saya lupa alamatnya,. ^_^"

Post tersebut dibuat oleh Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi) dari ASSYARKHAN CONSELING CENTRE, sebuah Lembaga Konseling dan Training Keluarga dan Remaja Indonesia yang beralamat di Jln. Maleer Selatan 51 / 117 Kel. Gumuruh Kec. Batunungal Kota Bandung.

Isi Post beliau seperti ini:


Dalam Islam memang tidak dikenal proses pacaran seperti apa yang dipahami kebanyakan remaja islam sekarang. Proses pacaran seringkali lebih banyak membawa mudharat daripada manfaat, bahkan seringkali membawa kepada perbuatan yang dilarang dalam agama,. Melihat kecenderungan aktifitas pasangan muda yang berpacaran, sesungguhnya sangat sulit untuk mengatakan bahwa pacaran itu adalah media untuk saling mencinta satu sama lain. Sebab sebuah cinta sejati tidak berbentuk sebuah perkenalan singkat, misalnya dengan bertemu di suatu kesempatan tertentu lalu saling bertelepon, tukar menukar SMS, chatting dan diteruskan dengan janji bertemu langsung.

Semua bentuk aktifitas itu cenderung bukanlah sebuah aktifitas cinta, sebab yang terjadi adalah kencan dan bersenang-senang. Sama sekali tidak ada ikatan formal yang resmi dan diakui. Juga tidak ada ikatan tanggung-jawab antara mereka. Bahkan tidak ada ketentuan tentang kesetiaan dan seterusnya.

Padahal cinta itu memiliki, tanggung-jawab, ikatan syah dan sebuah harga kesetiaan. Dalam format pacaran, semua instrumen itu tidak terdapat, sehingga jelas sekali bahwa pacaran itu sangat berbeda dengan cinta.

Pacaran Bukanlah Penjajakan/Perkenalan

Bahkan kalau pun pacaran itu dianggap sebagai sarana untuk saling melakukan penjajagan, perkenalan atau mencari titik temu antara kedua calon suami istri, bukanlah anggapan yang benar. Sebab penjajagan itu tidak adil dan kurang memberikan gambaran sesungguhnya dari data yang diperlukan dalam sebuah persiapan pernikahan.

Dalam format mencari pasangan hidup, Islam telah memberikan panduan yang jelas tentang apa saja yang perlu diperhitungkan. Misalnya sabda Rasulullah SAW tentang 4 kriteria yang terkenal itu.

Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW berdabda,"Wanita itu dinikahi karena 4 hal: [1] hartanya, [2] keturunannya, [3] kecantikannya dan [4] agamanya. Maka perhatikanlah agamanya kamu akan selamat." (HR. Bukhari Kitabun Nikah Bab Al-Akfa' fiddin nomor 4700, Muslim Kitabur-Radha' Bab Istihbabu Nikah zatid-diin nomor 2661)

Selain empat kriteria itu, Islam membenarkan bila ketika seorang memilih pasangan hidup untuk mengetahui hal-hal yang tersembunyi yang tidak mungkin diceritakan langsung oleh yang bersangkutan. Maka dalam masalah ini, peran orang tua atau pihak keluarga menjadi sangat penting.

Inilah proses yang dikenal dalam Islam sebaga ta'aruf. Jauh lebih bermanfaat dan objektif ketimbang kencan berduaan. Sebab kecenderungan pasangan yang sedang kencan adalah menampilkan sisi-sisi terbaiknya saja. Terbukti dengan mereka mengenakan pakaian yang terbaik, bermake-up, berparfum dan mencari tempat-tempat yang indah dalam kencan. Padahal nantinya dalam berumah tangga tidak lagi demikian kondisinya.

Istri tidak selalu dalam kondisi bermake-up, tidak setiap saat berbusana terbaik dan juga lebih sering bertemua dengan suaminya dalam keadaan tanpa parfum. Bahkan rumah yang mereka tempati itu bukanlah tempat-tempat indah mereka dulu kunjungi sebelumnya. Setelah menikah mereka akan menjalani hari-hari biasa yang kondisinya jauh dari suasana romantis saat pacaran.

Maka kesan indah saat pacaran itu tidak akan ada terus menerus di dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dengan demikian, pacaran bukanlah sebuah penjajakan yang jujur, sebaliknya sebuah penyesatan dan pengelabuhan.

Dan tidak heran kita dapati pasangan yang cukup lama berpacaran, namun segera mengurus perceraian belum lama setelah pernikahan terjadi. Padahal mereka pacaran bertahun-tahun dan membina rumah tangga dalam hitungan hari. Pacaran bukanlah perkenalan melainkan ajang kencan saja.

Etika Ta'aruf
Dalam melakukan penjajagan yang syar`i, ada beberapa ketentuan yang
harus dipatuhi antara lain:

Tidak Berduaan (Khalwat)

Khalwat adalah bersendirian dengan seorang perempuan lain (ajnabiyah).
Yang dimaksud perempuan lain, yaitu: bukan isteri, bukan salah satu
kerabat yang haram dikawin untuk selama-lamanya, seperti ibu, saudara,
bibi dan sebagainya.

Ini bukan berarti menghilangkan kepercayaan kedua belah pihak atau salah satunya, tetapi demi menjaga kedua insan tersebut dari perasaan-perasaan yang tidak baik yang biasa bergelora dalam hati ketika bertemunya dua jenis itu, tanpa ada orang ketiganya. Dalam hal ini Rasulullah bersabda sebagai berikut:

"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya ialah syaitan." (Riwayat Ahmad)

"Jangan sekali-kali salah seorang di antara kamu menyendiri dengan seorang perempuan, kecuali bersama mahramnya."

Tidak Melihat Jenis Lain dengan Bersyahwat

Di antara sesuatu yang diharamkan Islam dalam hubungannya dengan masalah gharizah, yaitu pandangan seorang laki-laki kepada perempuan dan seorang perempuan memandang laki-laki. Mata adalah kuncinya hati, dan pandangan adalah jalan yang membawa fitnah dan sampai kepada perbuatan zina.

Katakanlah kepada orang-orang mu'min laki-laki, "Hendaklah mereka itu
menundukkan sebagian pandangannya dan menjaga kemaluannya" (an-Nur: 30-31)

Menundukkan Pandangan


Yang dimaksud menundukkan pandangan itu bukan berarti memejamkan mata dan menundukkan kepala ke tanah.
Bukan ini yang dimaksud dan ini satu hal yang tidak mungkin. Hal ini sama dengan menundukkan suara seperti yang disebutkan dalam al-Quran dan tundukkanlah sebagian suaramu (Luqman: 19).

Di sini tidak berarti kita harus membungkam mulut sehingga tidak berbicara. Tetapi apa yang dimaksud menundukkan pandangan, yaitu: menjaga pandangan, tidak dilepaskan begitu saja tanpa kendali sehingga dapat menelan perempuan-perempuan atau laki-laki yang beraksi.


Pandangan yang terpelihara, apabila memandang kepada jenis lain tidak mengamat-amati kecantikannya dan tidak lama menoleh kepadanya serta tidak melekatkan pandangannya kepada yang dilihatnya itu.

Oleh karena itu pesan Rasulullah kepada Ali r.a:

"Hai Ali! Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan
lainnya. Kamu hanya boleh pada pandangan pertama, adapun yang
berikutnya tidak boleh." (Riwayat Ahmad, Abu Daud dan Tarmizi)


Rasulullah s.a.w. menganggap pandangan liar dan menjurus kepada lain jenis, sebagai suatu perbuatan zina mata. Sabda beliau: "Dua mata itu bisa berzina, dan zinanya ialah melihat." (Riwayat Bukhari)

Hindari Berhias Yang Berlebihan (Tabarruj)

Tabarruj ini mempunyai bentuk dan corak yang bermacam-macam yang sudah dikenal oleh orang-orang banyak sejak zaman dahulu sampai sekarang. Ahli-ahli tafsir dalam menafsirkan ayat yang mengatakan:

"Dan tinggallah kamu (hai isteri-isteri Nabi) di rumah-rumah kamu dan jangan kamu menampak-nampakkan perhiasanmu seperti orang jahiliah dahulu." (QS Ahzab: 33)

Dalam Teknisnya, tidak harus selalu dengan langkah formal, resmi atau rotokoler. Bisa juga dengan cara yang tersamar yang tidak bisa dengan mudah ditafsirkan dengan mudah oleh pihak wanita sebagai bentuk penjajagan. Sebab bila sejak awal seorang wanita sadar bahwa dirinya sedang dijajagi, bisa jadi dia malah nervous, salah tingkah atau mungkin malah bertindak yang tidak-tidak. Maka bisa saja dilakukan secara pergaulan yang alami dan normal.

Selain itu bisa juga menggunakan utusan orang yang bisa dipercaya. Dan yang lebih utama adalah utusan yang berfungsi sekaligus sebagai konselor dalam urusan pernikahan. Sosoknya adalah orang yang sudah berpengalaman mendalam dalam urusan keluarga, sehingga apa yang diinformasikannya bukan semta-mata bahan mentah, melainkan dilengkapi dengan analisa yang sudah siap dijadikan bahan pertimbangan oleh anda.

Jaid, sekali laig tidak ada PDKT yang islami terlebih pacaran yang Islami, untuk itu menjaga kesucian diri dengan segera menikah, tetapi apakah kita tidak boleh menyintai? Boleh-boleh saja karena cinta tidak bisa di larang datangnya di hati kita dan yan terpenting adalah mengelola hati agar cinta itu tidak ternoda dengan pacaran, Okey.....lalu bagaimana jika ada Myqers yang berta'aruf langsung via chat, Pripat Message, atau Email untuk menjalin hubungan serius? Nah inilah yang sekarang sedang marak di myquran.org.semoga ALLAH memberikan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin


Search in the Quran
Search:
Download | Free Code
www.SearchTruth.com